Selasa, 09 Juli 2013

sejarah



A.   Desa rajagaluh kidul

Desa Rajagaluh Kidul adalah salah satu desa yang terletak di sekitar pegunungan Cermai. Dengan batas geografis sebelah utara berbatasan dengan Desa Rajagaluh, sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjungsari, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kumbung dan Sadomas, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Singawada. Desa Rajagaluh Kidul memiliki posisi yang stategis karena posisi desa ini terletak di jalur akses jalan utama menuju ke Pasar Rajagaluh

B.   Data Demografi dan Geografis
Data Demografi
v DesaRajagaluh Kidul:Kecamatan Rajagaluh , Kabupaten Majalengka
v Luas wilayah 165.770 km2
v 3 Blok/Dusun, 5 RW, 13 RT
v Jumlah penduduk Rajagaluh Kidul adalah 5127 jiwa dengan jumlah laki-laki 2619 jiwa dan jumlah perempuan 2528 jiwa
v Jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1499 KK
v Jumlah Keluarga Miskin (GAKIN) 267 KK dengan persentase 5,2% dari jumlah keluarga yang ada di Desa Rajagaluh Kidul
v Jarak dari Kantor Desa ke Kota Kecamatan adalah 1km
v Jarak dari Kantor Desa ke ibukota kabupaten berkisar 15 km
Data Geografis dan Geologi.
Kadar unsur hara tanah di Desa Rajagaluh Kidul sangat baik. Hal ini terbukti dengan adanya berbagai pemanfaatan tanah untuk dijadikan sebagai lahan perkebunan dan pertanian.Selain itu, iklim di Desa Rajagaluh kidul membantu pertumbuhan di sektor perkebunan dan pertanian.

C.   Babad desa rajagaluh dan sekitarny



Konon dahulunya Desa Rajagaluh adalah sebuah Kerajaan dibawah wilayah kekuasaan kerajaan Pajajaran yang dipimpin oleh Prabu Siliwangi.
Saat itu Kerajaan Rajagaluh dibawah tampuk pimpinan seorang raja yang terkenal digjaya sakti mandraguna. Agama yang diantunya adalah agama Hindu.
Pada tahun 1482 Masehi, Syeh Syarif Hidayatulloh ( Sunan Gunung Jati ) mengembangkan Islam di Jawa Barat dengan secara damai. Namun dari sekian banyak Kerajaan di tatar Pasundan hanya Kerajaan Rajagaluh yang sulit ditundukan.
Setelah Kerajaan Cirebon memisahkan diri dari wilayah Kerajaan Pajajaran maka pembayaran upeti dan pajak untuk Kerajaan Cirebon dibebeaskan, namun untuk Kuningan pajak dan upeti masih berlaku. Untuk penarikan pajak dan upeti dari Kuningan Prabu Siliwangi mewakilkan kepada Prabu Cakra Ningrat dari Kerajaan Rajagaluh. Akhirnya Prabu Cakra Ningrat mengutus Patihnya yang bernama Adipati Arya Kiban ke Kuningan, namun ternyata adipati Kuningan yang bernama adipati Awangga menolak mentah-mentah tidak mau membayar pajak dengan alasan bahwa Kuningan sekarang masuk wilayah Kerajaan Cirebon yang sudah membebaskan diri dari Kerajaan Pajajaran. Sebagai akibat dari penolakannya maka terjadilah perang tanding antara Adipati Awangga dan Adipati Arya Kiban. Dalam perang tanding keduanya sama-sama digjaya, kekuatannya seimbang sehingga perang tanding tidak ada yang kalah atau yang menang.Tempat perang tanding sekarang dikenal sebagai desa JALAKSANA artinya jaya dalam melaksanakan tugas.Perang tanding tersebut dapat didengar oleh Syeh Syarif  Hidayatulloh yang kemudian beliau mengutus anaknya Arya Kemuning yang dikenal sebagai Syeh Zainl Akbar alias Bratakalana untuk membantu Adipati Awangga dalam perang tanding. Dengan bantuan Arya Kemuning akhirnya adipati Arya Kiban dapat dikalahkan.Adipati Arya Kiban melarikan diri dan menghilang didaerah Pasawahan disekitar Telaga Remis, sebagian prajuritnya ditahan dan sebagian lagi dapat meloloskan diri ke Rajagaluh.Semenjak kejadian tersebut Kerajaan Rajagaluh segera menghimpun kekuatannya kembali untuk memperkokoh pertahanan menakala ada serangan dari Kerajaan Cirebon.Sebagai pengganti Adipati Arya Kiban ditunjuknya Arya mangkubumi, Demang Jaga Patih, Demang Raksa Pura, dan dibantu oleh Patih Loa dan Dempu Awang keduanya berasal dari Tata/dataran Cina.
Syeh Syarif Hidayatulloh melihat Kerajaan Rajagaluh dengan mata hatinya berkesimpulan bahwa prajurit Cirebon tidak akan mampu menaklukan Rajagaluh kecuali dengan taktik yang halus. Hal ini mengingat akan kesaktian Prabu Cakraningrat. Akhirnya Syeh Sarif Hidayatulloh mengutus 3 (tiga) orang utusan yakni Syeh Magelung Sakti, Pangeran Santri, Pangeran Dogol serta diikut sertakan ratusan Prajurit.Pengiriman utusan dari Cirebon dengan segera dapat diketahui oleh Prabu Cakra Ningrat, beliaupun segera menugaskan patih Loa dan Dempu Awang untuk menghadangnya. Saat itupun terjadilah pertempuran sengit, namun prajurit Cirebon dapat dipukul mundur, Melihat prajurit Cirebon kucar-kacir maka majulah Syeh Magelung Sakti, Pangeran Santri dan Pangeran Dogol, terjadilah perang tanding melawan Patih Loa dan Dempu Awang. Perang tanding tidak kunjung selesai karena kedua belah pihak seimbang kekuatannya, yang akhirnya pihak Cirebon tidak berani mendekati daerah Rajagaluh, begitupun sebaliknya.Atas kejadian ini Prabu Cakra Ningrat segera mengutus Patih Arya Mangkubumi ditugaskan untuk menancapkan sebuah Tumbak Trisula pada sebuah Lubuk sungai disekitar tempat terjadinya perang tanding. Akibatnya tancapan tombak tersebut serta merta air sungai tersebut berubah menjadi panas dan dapat membahayakan bagi prajurit Cirebon manakala menyebranginya. Kejadian tersebut mengundang marahnya pihak Cirebon. Nyi Mas Gandasari cepat bertindak, dengan kesaktiannya ia mengencingi sungai tersebut. Serta merta air sungaipun tidak berbahaya lagi walaupun airnya tetap panas. Tempat kejadian tersebut sekarang dikenal dengan nama Desa Kedung Bunder.Setelah kejadian itu syeh Magelung Sakti dan kawan-kawan serta prajuritnya berupaya mendekati kota Rajagaluh, rombongan kemudian berhenti ditepian kota Rajagaluh, membuat perlindungan sebagai tempat pengintaian. Tempat tersebut berada disekitar Desa Mindi yang sekarang dikenal dengan hutan tenjo.Pada saat yang bersamaan Syeh Syarif Hidayatulloh mengutus pula Nyi Mas Gandasari, ia ditugaskan untuk menggoda Prabu Cakra Ningrat, dengan harapan Nyi Mas Gandasari dapat melarikan Zimat Bokor Mas ( Kandaga Mas ) sebagai zimat andalan kesaktian Prabu Cakra Ningrat.
Saat mendekati wilayah Rajagaluh Nyi Mas Gandasari menyamar sebagai pengemis dan ia selamat luput dari pengawasan prajurit Rajagaluh. Begitu masuk pinggiran Kota Rajagaluh, peran penyamarannya dirubah menjadi ronggeng keliling. Pinggiran kota tersebut sekarang dikenal sebagai Desa Lame.
Gerak-gerik penyamaran Nyi Mas Gandasari tidak terlepas dari pengawasan dan Pengintaian Syeh Magelung Sakti dan kawan-kawan.Ketenaran Nyimas Ronggeng begitu cepat meluas baik dari kecantikannya ataupun lemah gemulai tariannya yang mempesona. Berita ketenaran Nyi Ronggeng sampai pula ke istana. Dengan penuh penasaran Prabu Cakra Ningrat memanggil Nyi Ronggeng ke istana. Usai Nyi Ronggeng mempertunjukan kebolehannya. Tanpa diduga sebbelumnya ternyata Sang Prabu Cakra Ningrat langsung terpikat hatinya. Gelagat perubahan yang terjadi pada Prabu Cakra Ningrat segera diketahui oleh anaknya Nyi Putri Indangsari. Dinasehatilah ayahnya agar jangan terpikat oleh Nyi Ronggeng.Namun, nasehat Nyi Putri ternyata tidak digubrisnya diacuhkannya, bahkan Sang Prabu berkenan mengajaknya Nyi Ronggeng masuk ke istana malahan beliau sampai mengajak tidur bersama.
Nyi Ronggeng menolak ajakan terakhir dari Sang Prabu Cakra Ningrat, Nyi Ronggengpun dapat mengabulkan ajakan beliau untuk tidur bersama asal dengan syarat Prabu Cakra Ningrat terlebih dahulu dapat memperlihatkan zimat andalannya yaitu Bokor Mas.Syarat tersebut disetujui oleh Sang Prabu, maka diperlihatkanlah zimat yang dimaksud, serta merta dirabalah zimat tersebut oleh Nyi Ronggeng.Bertepatan dengan itu tiba-tiba Sang Prabu ingin buang air kecil, maka kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Nyi Ronggeng. Bokor Mas langsung diambil dan dibawa lari saat Sang Prabu buang hajat kecil.
Dil luar Nyi Mas Gandasari dihadang oleh seekor banteng besar penjaga istana, namun dengan kesaktiannya ia dapat lolos dari amukan banteng tersebut.
Kejadian tersebut segera terlihat oleh Syeh Magelung Sakti dan kawan-kawannya, banteng itupun ditebasnya sampai putus lehernya. Kendatipun kepalanya sudah terpisah namun kepala banteng tersebut masih bisa mengamuk menyeruduk membabi buta, namun akhirnya kepala banteng tersebut terkena tendangan Syeh Magelung Sakti sehingga melayang dan jatuh didaerah ciledug yang sekarang dikenal sebagai Desa Hulu Banteng. Sedangkan badannya lari kearah utara sampai akhirnya terjerembab ke sebuah Lubuk Sungai. Sekarang dikenal sebagai Desa Leuwimunding.Prajurit Cirebon terus menyerbu kota Rajagaluh. Pertahanan Rajagaluh sudah lemah sehingga Rajagaluh mengalami kekalahan. Prabu Cakra Ningrat sendiri melarikan diri ke kota Talaga bergabung dengan Prabu Pucuk Umum. Yang kemudian keduanya pergi menuju Banten (Ujung Kulon).Sementara anaknya Nyi Putri Indangsari tidak ikut serta dengan ayahnya karena rasa jengkel sebab saran-saran Nyi Putri Indangsari tidak didengar oleh ayahnya. Nyi Putri Indangsari sendiri malah pergi kesebelah utara sekarang di kenal dengan Desa Cidenok. Di Cidenok Nyi Putri tidak lama, ia teringat akan ayahnya. Nyi Putri sadar apapun kesalahan yang dilakukan oleh Sang Prabu Cakra Ningrat, sang Prabu adalah ayah kandungnya yang sangat ia cintai, iapun berniat menyusul ayahnya, namun ditengah perjalanan Nyi Putri dihadang oleh prajurit Cirebon yang dipimpin oleh Pangeran Birawa. Nyi Putri dan pengawalnya ditangkap kemudian diadili. Pengadilan akan membebaskan hukuman bagi Nyi Putri dengan syarat mau masuk islam. Akhirnya semua pengawalnya masuk islam tapi Nyi Putri sendiri menolaknya, maka Nyi Putri Indangsari ditahan disebuah gua. Alkisah menghilangnya Adipati Arya Kiban yang cukup lama akibat kekalahannya oleh Adipati Awangga saat perang tanding, ia timbul kesadarannya untuk kembali ke Rajagaluh untuk menemui Prabu Cakra Ningrat untuk meminta maaf atas kesalahannya. Namun yang ia dapatkan hanyalah puing-puing kerajaan yang sudah hancur luluh. Ia menangis sedih penuh penyesalan. Ia menrenungkan nasibnya dipinggiran kota Rajagaluh. Tempat tersebut sekarang dikenal dengan Batu Jangkung (batu tinggi). Ditempat itu pula akhirnya Adipati Arya Kiban ditangkap oleh prajurit Cirebon, kemudian ditahan/dipenjarakan bersama Nyi Putri Indangsari disebuah gua yang dikenal dengan Gua Dalem yang berada di daerah Kedung Bunder, Palimanan.
Dikisahkan bahwa Nyi Putri Indangsari dan Adiapti Arya Kiban meninggal di gua tempat ia dipenjarakan (Gua Dalem), kisah lain keduanya mengilang.
Desa rajagaluh kidul
Sebagaimana yang kita ketahui dari kutipan naskah babad diatas,Rajagaluh diambil dari kerajaan Hindu. Yang pada waktu itu dikuasai oleh kerajaan pajajaran. Kerajaan rajagaluh ini di rajai oelh seorang raja yang terkenal ke hebatannya dan kesaktiyaannya. Kerajaan rajagaluh  dikalahkan oleh sunan Gunung Jati dari cirebon.
Sehingga dari cerita inilah berawalya nama desa rajagaluh ini bermula.rajagaluh kidul diambil dari letak wilayahnya yaitu sealatan rajagaluh. Kidul berasal dari bahasa sunda yang bisa diartikan dengan selatan.
          Dusun dangdeur
          Dusun dangdeur diambil dari kata dangdeur,alkisah dulu didisa rajagaluh kidul ini terdapat satu pohon yang sangat besar dan langka pohon ini bernama pohon dangdeur.kebetulan pohon ini hanya ada satu yaitu didaerah rajagaluh kidul maka dusun ini pun diberinama dusun Dangdeur.

Praktikum fisika


























INDEKS BIAS
A.    TUJUAN
·         Menentukan nilai indeks bias kaca plan paralel
·         Menentukan nilai indeks bias bahan pembuat prisma
·         Memnentukan deviasi minimum sebuah prisma
B.     DASAR TEORI
Indeks bias  pada medium didefinisikan sebagai perbandingan antara kecepatan cahaya dalam ruang hampa udara dengan cepat rambat cahaya pada suatu medium. Jika seberkas cahaya datang dan membentuk sudut terhadap permukaan, maka berkas cahaya tersebut ada yang dibelokkan sewaktu memasuki medium baru tersebut, dimana pembelokan itu disebut dengan pembiasan.
a. kaca plan paralel

Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi yang kedua sisinya dibuat sejajar
http://www.fisika-ceria.com/wp-content/uploads/2010/12/Kaca-plan-paralel.jpg
 Berdasarkan gambar di atas, cahaya yang mengenai kaca planparalel akan mengalami dua pembiasan, yaitu pembiasan ketika memasuki kaca planparalel dan pembiasan ketika keluar dari kaca plan paralel. 
a.      Pada saat sinar memasuki kaca :
Sinar datang  ( i ) dari udara (medium renggang) ke kaca (medium rapat)  maka akan dibiaskan ( r ) mendekati garis normal ( N ).
b.      Pada saat sinar keluar dari kaca
Sinar datang  ( i' ) dari udara (medium renggang) ke kaca (medium rapat)  maka akan dibiaskan ( r' ) menjauhi  garis normal ( N )
Selain itu, sinar yang keluar dari kaca palnparalel mengalami pergeseran sejauh t dari arah semula.
Berdasarkan hukum snell
Sin Φ1   =   n’   dan    sin  Φ2  =  n
Sin Φ’1        n              sin  Φ’2      n’
b. Prisma
Prisma adalah zat bening yang dibatasi oleh dua bidang datar. Apabila seberkas sinar datang pada salah satu bidang prisma yang kemudian disebut sebagai bidang pembias I, akan dibiaskan mendekati garis normal. Sampai pada bidang pembias II, berkas sinar tersebut akan dibiaskan menjauhi garis normal.

http://www.fisika-ceria.com/wp-content/uploads/2010/12/Prisma.jpg

Kita dapatkan persamaan sudut puncak prisma,
n =    Sin (A+δm/2)
              sin A/2









C.    ALAT DAN BAHAN
·         Kaca plan paralel
·         Prisma
·         Jarum atau paku
·         Mistar
·         Busur pengukur sudut
·         Kertas
·         Steorofoam

























D.    LANGKAH KERJA
Untuk mengukur indeks bias kaca plan paralel, dilakukan langkah langkah sebagai berikut:
1.      Menyiapkan selembar kertas yang masih kosong dan bersih lalu diletakan diatas steorofoam  dan meletakan kaca plan paralel diatas sterofoam tersebut, kemudian menggambar persegi panjang dengan cara menggaris tepi kaca plan paralel.
2.      Memancapkan jarum kira-kira ditengah garis panjang dari persegi panjang yang telah dibuat, sejajar dan menempel salah satu sisi kaca. Kemudian tancapkan satu jarum lagi disembarang, disisi kaca. Tidak menempel dan membentuk sudut terhadap garis normal sisi kaca
n         Φ1                                                                                    
plan paralel

 
                     Φ1
n’                                       Φ2
                                     
n                                                             Φ2
(a)                                                                      (b)

Pergeseran sinar

Gambar skema susunan percobaan penentuan indeks bias kaca plan paralel
(a)     Jarum atau paku sebagai presentasi benda dan bayangan
(b)     Analisis jalannya sinar dan besarnya sudut datang dan sudut bias



3.      Dari sisi yang bersebrangan lihat dua jarum tadi, gerakkan kepala sehingga melihat jarum tadi berimpit. Tancapkan dua jarum lagi, salah satu menempel kaca dan yang lain berada pada jarak tertentu dari kaca. Keempat jarum yang telah tertancap harus terlihat berimpit antara satu dengan yang lainnya.
4.      Singkirkan kaca planparalel dari atas kertas, kemudian cabut pula jarum-jarumnya. Perhatikan titik-titik lubang berkas jarum
5.      Hubungkan titik-titik lubang berkas jarum sehingga membentuk garis. Buatlah juga garis normal sisi kaca yang melewati titik lubang jarum.
6.      Ukur sudut datang dan sudut bias dengan menggunakan busur pengukur sudut. Ukur pula jarak pergeseran antara sinar yang masuk dan sinar yang keluar kaca. Catat hasil pengukkuran pada tabel.
7.      Lakukan kegiatan 1 s/d 6 sebanyak 3 kali, untuk beberapa sudut datang yang berbeda

Untuk menentukan indeks bias prisma dan menentukan deviasi minimumnya, lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Menyiapkan 1 lembar kertas yang masih kosong dan bersih, letakkan di atas stearofoam. Letakkan prisma di atas kertas tersebut, gambar segitiga dengan cara menggaris tepi prisma.
2.      Menencapkan jarum atau paku kira-kira ditengah sisi garis segitiga yang telah dibuat sejajar dan menempel salah satu sisi prisma. Menancapakn salah satu jarum lagi disuatu titik pada sisi prisma dan tidak menempel pada prisma, sehingga sudut datang Φ sebesar 300
3.      Dari sisi prisma yang lain dilihat dua jarum tadi lewat dalam prisma. Kemudian menggerakan kepala sehinga kedua jarum tadi tampak berhimpit. Kemudian menancapkan dua jarum tadi lagi, salah satu jarum menempel pada prisma sedangkan jarum yang lain tidak menempel keempat jarum tersebut terlihat berhimpit satu dengan yang lainnya.



 







4.      Menyingkirkan prisma dari ats kertas kemudian dicabut jarum –jarum yang tadi menempel dan kemudian memerhatikan lubang – lubang bekas menancapnya jarum
5.      Menghubungkan titik bekas lubang jarun tadi sehingga membentuk garis. Membuat juga garis normal sisi prisma yang melewati titik lubang jarum.
6.      Mengukur sudut datang dan sinar bias ( deviasi pertama ) terhadap garis normal sisi pertama prisma. Kemudian hasil pengukuran dicatat dalam tabel.




















E.     HASIL PENGAMATAN

a.       Menentukan nilai indeks bias kaca plan paralel

·         Percobaan I


 
 Sin i = 50 0
n


 
n’




 
n
sin r = 500




Dik :    sin i = 50o
            Sin r = 50o
                n’ = 1
dit : n = ?
jawab :
 n =    Sin i X n’
              sin r

            = 50o X 1
            50o
= 1



·         Percobaan II


 
 Sin i = 40 0
n


 
n’




 
n
sin r = 400


Dik :    sin i = 40o
            Sin r = 40o
                n’ = 1
dit : n = ?
jawab :
 n =    Sin i X n’
              sin r

            = 40o X 1
            40o
= 1







·         Percobaan III


 
 Sin i = 30 0
n


 
n’




 
n
sin r = 300



Dik :    sin i = 30o
            Sin r = 30o
                n’ = 1
dit : n = ?
jawab :
 n =    Sin i X n’
              sin r

            = 30o X 1
            30o
= 1






b.      Menentukan nilai indeks bias dan deviasi minimum prisma
·         Percobaan I
A = 600
 

  δm = 500


 




n =    Sin (A+δm/2)
              sin A/2
n =    Sin (60+50/2)
              sin 60/2
n =    Sin 85o
              sin 30o
n =    Sin 0,99
              sin 0,5
   = 1,98


·         Percobaan II
A = 600
 

  δm = 480


 





n =    Sin (A+δm/2)
              sin A/2
n =    Sin (60+48/2)
              sin 60/2
n =    Sin 84o
              sin 30o
n =    Sin 0,994
              sin 0,5
   = 1,988


·         Percobaan III
A = 600
 

  δm = 560


 





n =    Sin (A+δm/2)
              sin A/2
n =    Sin (60+56/2)
              sin 60/2
n =    Sin 88o
              sin 30o
n =    Sin 0,9993
              sin 0,5
   = 1,9986







F.     PEMBAHASAN
Indeks bias yaitu suatu peristiwa pembelokkan atau perubahan arah cahaya ketika memasuki kaca atau benda bening. dari pengertian tersebut dapat kita ketahui bahwa cahaya sangat berpengaruh pada indeks bias. Pada praktikum kali ini kita melakukan percobaan dengan menggunakan kaca plan paralel dan prisma.
Pada percobaan pertama kita mengamati pembiasan pada kaca plan paralel. Untuk melakukan percobaan ini kita membutuhkan kertas HVS, jarum pentul, mistar, busur dan sterofoam. Kita  sesuaikan cara-cara percobaan dengan langkah percobaan seperti yang telah kita tulis di atas, dengan sudut datang dan sudut bias berbagai variabel sehingga kita temukan percobaan I menghasilkan sudut 500, percobaan II menghasilkan sudut 400, dan percobaan III menghasilkan sudut 300. Karena sudut sinar datang dan sinar sudut keluar  pada kaca plan paralel menghasilkan sudut yang sama maka dari setiap percobaan akan kita temukan hasil akhir n = 1.  Dari percobaan ini dapat kita ketahui rumus sebagai berikut :
n =    Sin i X n’
              sin r
            Dapat kita masukan data-data yang kita peroleh dari hasil pengamatan praktikum kali ini menggunakan rumus tersebut.
Percobaan I
Dik :    sin i = 50o
            Sin r = 50o
                n’ = 1
dit : n = ?
jawab :
 n =    Sin i X n’
              sin r

            = 50o X 1
            50o
= 1
Percobaan II
Dik :    sin i = 40o
            Sin r = 40o
                n’ = 1
dit : n = ?
jawab :
 n =    Sin i X n’
              sin r

            = 40o X 1
            40o
= 1

Percobaan III
Dik :    sin i = 30o
            Sin r = 30o
                n’ = 1
dit : n = ?
jawab :
 n =    Sin i X n’
              sin r

            = 30o X 1
            30o
= 1



Selain kita mengamati pembiasan cahaya yang terjadi pada kaca plan paralel kita juga mengamati pembiasan cahaya pada prisma. Dimana prisma itu merupakan suatu benda tembus cahaya (bening) terbuat dari gels yang dibatasi oleh dua bidang datar yang membentuk sudut tertentu satu sama lain. Pada percobaan ini kita menentukan nilai index bias dan menentukan deviasi minimum. Untuk menentukan nilai deviasi minimum pada prisma kita cukup menggunakan busur pada garis / sisi normal pertama yang telah kita buat sehingga kita memperoleh hasil data percobaan sebagai berikut. Percobaan I menghasilkan sudut deviasi minimum 50o, percobaan II menghasilkan sudut deviasi minimum 48o, percobaan III menghasilkan sudut deviasi minimum 56o.  Seperti yang telah kita ketahui bahwa rumus index bias pada prisma yaitu :
n =    Sin (A+δm/2)
              sin A/2
Maka untuk mencari nilai index bias pada prisma dapat kita gunakan rumus diatas. Maka perhitungannya yaitu:
Untuk percobaan I karena kita memperoleh hasil deviasi minimum sebesar 500 dan kita temukan untuk sudut dari sisi segi tiganya kita peroleh 600, maka kita dapat menghitungnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
n =    Sin (A+δm/2)
              sin A/2
n =    Sin (60+50/2)
              sin 60/2
n =    Sin 85o
              sin 30o
n =    Sin 0,99
              sin 0,5
   = 1,98


Untuk percobaan II berbeda dengan percobaan I karena kita memperoleh hasil deviasi minimum sebesar 480 namun di karenakan segi tiga tersebut menggunakan segi tiga sama sisi untuk sudut dari sisi segi tiganya kita peroleh 600, maka kita dapat menghitungnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

n =    Sin (A+δm/2)
              sin A/2
n =    Sin (60+48/2)
              sin 60/2
n =    Sin 84o
              sin 30o
n =    Sin 0,994
              sin 0,5
   = 1,988
Untuk percobaan III juga berbeda dengan percobaan I dan percobaan II karena kita memperoleh hasil deviasi minimum sebesar 560 namun prisma segi tiga yang kita gunakan dalam praktikum ini semuanya sama yaitu menggunakan segi tiga sama sisi untuk sudut dari sisi segi tiganya kita peroleh 600, maka kita dapat menghitungnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut :


n =    Sin (A+δm/2)
              sin A/2
n =    Sin (60+56/2)
              sin 60/2
n =    Sin 88o
              sin 30o
n =    Sin 0,9993
              sin 0,5
   = 1,9986


















G.    KESIMPULAN

v  Dalam menentukan nilai indeks bias kaca plan paralel kita menemukan hasil yang sama yaitu 1. Karena kapasitas cahaya yang masuk = kapasitas cahaya keluar
v  Untuk menentukan nilai indeks bias bahan pembuat prisma dan deviasi minimum sebuah prisma pada percobaan I menghasilkan sudut deviasi minimum 50o, percobaan II menghasilkan sudut deviasi minimum 48o, percobaan III menghasilkan sudut deviasi minimum 56o. 



















DAFTAR PUSTAKA
Fosfer,Bob. 1997. Fisika Umum. Erlangga : Jakarta