Sabtu, 07 November 2015



Spesies Terbaru
Snub-Nosed Monkey (Monyet Hidung Pesek)
Seorang pria memperlihatkan salah satu spesies hewan baru yaitu monyet hidung pesek (snub-nosed monkey) yang terbunuh saat dia mencari makan di Myanmar (Burma) pada tahun 2010. (foto : Ngwe Lwin)
Setiap bulan Mei, International Institute for Species Exploration yang bertempat di Arizona State University (ASU), bersama dengan International Committee of Taxonomists, mengumumkan beberapa pilihannya mengenai 10 terbaik penemuan spesies terbaru yang secara resmi telah diakui pada tahun sebelumnya. Para peserta diperbolehkan untuk menggambarkan kriterianya oleh mereka sendiri, dan proses penamaannya bisa berdasar dari hal-hal unik untuk pemberian nama dari spesies tersebut.

Waktu pengumuman tersebut disesuaikan untuk merayakan hari ulang tahun Carolus Linnaeus yang jatuh pada tanggal 23 Mei. Dialah yang telah mengembangkan sistem penamaan tumbuhan dan hewan secara ilmiah sejak 250 tahun yang lalu.
jika kita tidak menempatkan dan memasukkan mereka ke dalam keanekaragaman hayati supaya mereka dapat dikenal dan memberikan nama untuk mereka untuk menunjukkan kontribusi mereka yang unik di keragaman ekologi dan proses evolusi, maka kita tidak bisa berharap kepada orang lain untuk menghargai keberadaan mereka”, kata Quentin Wheeler, rektor dari Arizona State University (ASU) di sebuah emailnya.
Wheeler  berkata, “Umat manusia perlu diingatkan juga bahwa mereka adalah 1 dari 12 juta spesies makhluk hidup yang hidup di muka bumi ini”.
Seorang pria memperlihatkan salah satu spesies hewan baru yaitu monyet hidung pesek (snub-nosed monkey) yang terbunuh saat dia mencari makan di Myanmar (Burma) pada tahun 2010.
Hal pertama yang dipelajari oleh para ilmuwan yaitu “Snubby’, yang merupakan julukan bagi spesies kera baru, yang di dapatkan dari pemburu di tempat-tempat terpencil di Myanmar, wilayah pegunungan Kachin.
Julukan lain untuk hewan ini yaitu Rhinopithecus strykeri, binatang aneh yang memiliki bibir tebal, berhidung seperti terbalik, dan mempunyai cara bernafas yang aneh, yaitu apabila air hujan jatuh pada hidung mereka maka pasti akan menyebabkan mereka bersin, sehingga mereka menghabiskan hari-hari mereka pada waktu musim hujan dengan menyelipkan kepala mereka diantara lutut mereka.




Nyamuk Mandul Dapat Memberantas DBD
Metode pengasapan insektisida untuk memberantas nyamuk demam berdarah dengue belumlah optimal, bahkan membuat nyamuk Aedes aegypti — vektor DBD — menjadi resistan. Kini, ada alternatif mengurangi populasi nyamuk, yakni menebarkan nyamuk-nyamuk mandul.
Bergelut dengan nyamuk sejak tahun 2004, Ali Rahayu, peneliti pada Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), membuktikan, teknologi serangga mandul (TSM) mampu mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti. Teknologi serupa sebelumnya sukses diterapkan pada eradikasi lalat ternak Cochliomyia hominivorax di Pulau Curacao, Amerika Serikat, tahun 1958-1959. Di Indonesia, penelitian fokus pada pengendalian populasi lalat buah Bactrocera carambolae serta nyamuk vektor DBD dan malaria.
Secara teknis, nyamuk jantan dimandulkan dengan diberi paparan radiasi sinar gamma sebesar 70 gray. Nyamuk dimasukkan dalam tabung-tabung kaca berukuran sama dan diletakkan dalam jarak tertentu dari sumber radiasi. Dua menit saja, ratusan hingga ribuan nyamuk menjadi mandul karena kerja sperma mereka terganggu.
Nyamuk Aedes aegipty. (Foto: Kompas)

Paparan sinar gamma itu tergolong sangat kecil. Bandingkan dengan makanan yang diawetkan dengan paparan sinar gamma yang mencapai 10.000 gray. Oleh karena itu, Ali berpendapat, iradiasi tersebut tak akan menghasilkan mutan dan tak akan berpengaruh pada hewan pemangsa nyamuk dalam rantai mangsa.
Penembakan sinar gamma langsung ke tubuh nyamuk lebih efektif dibandingkan dengan melakukannya pada larva. Larva nyamuk berada di air sehingga menghambat iradiasi. Nyamuk, sejak usia satu hari, sudah memungkinkan untuk dimandulkan.
Nyamuk-nyamuk itu kemudian dilepaskan di rumah-rumah penduduk dengan perbandingan sembilan nyamuk jantan mandul per satu ekor nyamuk di tiap rumah. Artinya, jika ditemukan lima ekor nyamuk, ada 45 nyamuk jantan dilepaskan.
Nyamuk-nyamuk mandul hanya akan mengganggu populasi nyamuk Aedes aegypti karena telur-telur yang dihasilkan nyamuk betina tidak akan terbuahi. Secara teori, otomatis jumlahnya di alam akan berkurang.
Di lapangan, perlakuan seperti itu berlangsung satu kali sepekan dalam lima minggu berturut-turut di tiga tempat, yaitu di Kota Salatiga, Kabupaten Banjarnegara, dan Bangka Barat. Meski dengan kondisi geografis berbeda, cara tersebut menunjukkan hasil serupa. Populasi nyamuk menurun hingga 95,23 persen. Kondisi itu bertahan 3-6 bulan hingga kasus DBD kembali muncul.
Idealnya, lanjut Ali, perlakuan sama harus diulang dalam kurun waktu 3-6 bulan kemudian. Ini jauh lebih efektif ketimbang teknik pengasapan insektisida, yang biasanya hanya bertahan 30 menit dan tak mampu mematikan larva.
Biaya yang dibutuhkan juga jauh lebih murah ketimbang pengasapan. Untuk lima kali pelepasan nyamuk di 100 rumah, misalnya, hanya dibutuhkan biaya Rp 180.000. Bandingkan dengan pengasapan yang bisa mencapai Rp 1 juta dengan frekuensi yang sama.
Masyarakat pun tidak perlu khawatir karena nyamuk jantan tak mengisap darah manusia seperti nyamuk betina yang membutuhkannya untuk mematangkan telur-telurnya. Nyamuk jantan lebih sering hinggap di tanaman dan mengambil sari-sari bunga.
Pada awalnya agak sulit karena banyak orang justru ketakutan ketika rumah mereka disebar nyamuk meskipun itu adalah nyamuk jantan yang tidak pernah hinggap di tubuh manusia, ujar Ali.
Meskipun populasi nyamuk Aedes aegypti berkurang, Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir (B2P2VRP) Bambang Heriyanto mengungkapkan, tak dapat disimpulkan bahwa kasus DBD ikut berkurang.
Banyak faktor yang mengakibatkan kasus DBD terjadi. Walaupun lingkungan rumah sudah steril, seseorang dapat terkena virus di lokasi lain,” ujar dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga Sovie Harjanti menyebutkan, di Kota Salatiga, hingga September 2012, ada 15 kasus DBD ditemukan. Angka kasus terus turun sejak 2010 yang mencapai 155 kasus. Tahun 2012, wilayah endemis DBD yang dijadikan lokasi penelitian, yaitu Kelurahan Sidorejo Lor dan Kelurahan Blotongan, tidak lagi ditemukan kejadian DBD.
Namun, saya belum dapat menyimpulkan menurunnya angka kasus ini karena uji coba tersebut atau faktor lain. Sebab, cuaca juga mendukung, saat ini musim kemarau lebih panjang,” kata Sovie.
Dikaji lama
Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kementerian Kesehatan Winarno mengungkapkan, pihaknya masih akan mengkaji metode TSM untuk dimasukkan dalam kebijakan. ”Kami perlu berhitung juga, seberapa besar biayanya, dikalikan siklus berapa kali pelepasan harus dilakukan dalam satu tahun, di wilayah mana saja, perlu nyamuk berapa banyak,” ujarnya. Tahun 2008, pengkajian ini sebenarnya sudah dimulai.

Ia mengatakan, TSM kemungkinan akan menjadi salah satu alternatif penanggulangan DBD. Sebab, selama ini, program pemberantasan sarang nyamuk serta pengasapan masih banyak memiliki kelemahan. Penanggulangan DBD akan lebih optimal jika disesuaikan dengan karakteristik wilayah dan masyarakat setempat.
Secara nasional, angka kasus DBD ditargetkan maksimal apabila mencapai angka 55 kejadian per 100.000 jiwa pada tahun 2014. Winarno optimistis target itu tercapai karena mulai tahun 2011 dan 2012, kasus DBD rata-rata menurun.
Apa pun hasilnya, TSM merupakan cara lain pemanfaatan teknologi nuklir, selain untuk pembangkit listrik yang hingga kini diliputi pro-kontra.

artikel Fenomena biologi



HUJAN KODOK DI ISHIKAWA JEPANG
           
            Hujan kodok di Jepang menjadi sebuah fenomena tersendiri yang beberapa waktu lalu sempat membuat geger warga yang tinggal di kawasan Jepang. Kehebohan yang disebabkan oleh hujan kodok di Jepang tersebut memang wajar. Mengingat hujan pada umumnya berbentuk tetesan-tetesan air.
            Fenomena ajaib yang berkenaan dengan alam ini terjadi pada Juni 2009 lalu. Hujan kodok di Jepang ini tepatnya terjadi di beberapa kawasan, yaitu  Taiwa, Nakanoto, Asahi, dan Kuki. Kawasan itu merupakan “kawasan terpilih” yang di singgahi oleh segerombolan kodok ajaib yang jatuh dari langit.

           
            Kodok yang berjatuhan dari langit dan orang-orang mengenalnya sebagai fenomena hujan kodok di Jepang itu tidak berbentuk kodok yang besar. Kodok yang jatuh berbentuk seperti anak kodok atau masyarakat Indonesia mengenalnya dengan istilah kecebong. Bentuknya pipih, lengkap dengan buntut. Persis seperti gambaran kecebong pada umumnya. Kodok tersebut diperkirakan memiliki kurang lebih 5cm.
            Hujan kodok di Jepang yang sempat meresahkan warganya terjadi selama beberapa hari. Peristiwa tersebut jatuh pada hari yang berdekatan, anatara 9, 15, 16, dan 17 Juni 2009 lalu, Tn. Ishikawa, di kota Nakanoto.
            Hujan kodok di Jepang yang cukup mengherankan tersebut juga memiliki penjelasan ilmiah. Belakangan ini masyarakat dunia dihebohkan dengan isu tentang pemanasan global atau perubahan cuaca yang cukup ekstrem, dan perubahan cuaca dan tidak menentu di negara Sakura. Isu itulah yang kemudian dicurigai sebagai penyebab terjadinya hujan kodok tersebut.
            Menurut sebuah siaran acara televisi di Jepang yang khusus mengabarkan berbagai fenomena kerusakan alam. Kejadian luar biasa yang menimpa negaranya ini terjadi akibat kerusakan lingkungan yang tidak bisa lagi ditolerir. Bahwa hujan kodok di Jepang ini terjadi akibat adanya sebuah pusaran angin yang cukup besar. Pusaran tersebut biasanya berada di atas permukaan air, seperti sungai, rawa dan danau.
            Pusaran angin itulah yang dicurigai mampu mengangkat hewan-hewan yang ada di dalamnya. Mengingat ukuran kecebong tidak terlalu besar, maka hewan kodok itulah y6ang bisa terbawa dan terangkut dalam jumlah yang cukup banyak untuk kemudian “ditumpahkan” ke kawasan-kawasan yang menjadi tempat kejadian perkara. Tinggi dan kencangnya fenomena pusaran air ini pun diamini oleh FAO sebagai akibat dari pencemaran lingkungan.
            Fenomena hujan kodok di Jepang ini ternyata juga pernah dialami oleh negara lain. Kejadian ini bahkan terjadi jauh sebelum kodok-kodok itu berjatuhan di Jepang. Negara Inggris dan Serbia menjadi dua negara dengan pengalaman fenomena yang sama. Dua negara itu sudah lebih dulu merasakan atmosfir kehebohan yang dilahirkan dari kodok-kodok tersebut. Negara Serbia mengalaminya pada tahun 2005 lalu, sementara Inggris sudah mengalaminya pada tahun 1998 lalu.
            Bumi, sebagian besar terdiri dari air. Pusaran-pusaran air itupun menjadi satu hal yang mungkin terjadi di mana saja. Tidak terbatas pada satu kawasan teritorial tertentu. Fenomena hujan kodok di Jepang ini bisa saja beberapa tahun ke depan ikut dirasakan oleh warga yang ada di Indonesia. Hal itu tentu saja akan semakin cepat terjadi, jika kebersihan lingkungan masih tetap disepelekan.
            Hujan kodok di Jepang – fenomena alam yang biasa. Wajar rasanya jika hujan kodok di Jepang yang terjadi beberapa waktu lalu menjadi sebuah fenomena yang cukup meresahkan, karena seperti yang kita tahu, hujan merupakan sebuah proses alamiah yang berkenaan dengan perubahan gas menjadi menjadi zat cair. Gas yang terbawa angin hingga mencapai atmosfir dengan suhu lebih rendah kemudian mencair secara perlahan.
           
            Lalu, bagaimana hujan kodok di Jepang itu bisa terjadi? Apakah kodok mengalami proses yang sama dengan gas yang kemudian mencair? Para peneliti pun menjadikan itu sebagai bahan penelitian. Mereka mempelajari bagaimana sesungguhnya hujan kodok di Jepang itu bisa terjadi. Secara kebetulan kodok juga menjadi binatang yang dianggap cukup menjijikan bagi sebagian orang. Hujan kodok di Jepang ini menjadi fenomena yang tidak dialami oleh setiap negara.
            Tahukah anda jika ternyata menurut beberapa ahli sering berurusan dengan masalah cuaca dan seluk beluknya, hujan kodok di Jepang benar-benar bisa terjadi kapan saja dan tidak menutup kemungkinan untuk terjadi di negara lain. Apa yang dikatakan oleh para ahli tersebut mengenai fenomena hujan kodok di Jepang itu seharusnya sudah cukup menjadi obat “penenang” bagi kehebohan yang sempat terjadi akibat peristiwa itu.
           
            Selayaknya seseorang yang tidak disengaja jatuh dari ketinggian, kodok-kodok pada fenomena hujan kodok di Jepang itu juga jatuh dengan gerakan yang cukup agresif, seolah sedang berusaha melawan gravitasi. Gerakan agresif itu menunjukkan bahwa mereka hidup, dan merasa terancam dengan jarak yang cukup tinggi. Tak jarang juga para saksi mata menemukan bahwa kodok yang jatuh dari langit itu masih dalam keadaan terbungkus bongkahan es.
            Keadaan yang dialami kodok pada hujan kodok di Jepang itu menunjukkan bahwa mereka “dating” dari suhu yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan suhu di sekelilingnya. Suhu yang rendah itu kemudian membawa kodok-kodok tersebut ke daerah dengan suhu yang lebih tinggi. Akibatnya kodok itupun terjatuh karena penyesuaian suhu.
            Anda mungkin penasaran bagaimana tanda-tanda sebelum hujan kodok di Jepang itu terjadi. Apakah memiliki tanda-tanda yang sama dengan hujan pada umumnya atau tidak?. Fenomena yang masih cukup membuat takjub itu ternyata memiliki tanda-tanda yang sama dengan hujan pada umumnya. Langit akan berubah menjadi mendung, dan hujan aneh itu pun terjadi, biasanya bersamaan dengan petir dan angin yang cukup kencang.

Selasa, 09 Juli 2013

sejarah



A.   Desa rajagaluh kidul

Desa Rajagaluh Kidul adalah salah satu desa yang terletak di sekitar pegunungan Cermai. Dengan batas geografis sebelah utara berbatasan dengan Desa Rajagaluh, sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjungsari, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kumbung dan Sadomas, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Singawada. Desa Rajagaluh Kidul memiliki posisi yang stategis karena posisi desa ini terletak di jalur akses jalan utama menuju ke Pasar Rajagaluh

B.   Data Demografi dan Geografis
Data Demografi
v DesaRajagaluh Kidul:Kecamatan Rajagaluh , Kabupaten Majalengka
v Luas wilayah 165.770 km2
v 3 Blok/Dusun, 5 RW, 13 RT
v Jumlah penduduk Rajagaluh Kidul adalah 5127 jiwa dengan jumlah laki-laki 2619 jiwa dan jumlah perempuan 2528 jiwa
v Jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1499 KK
v Jumlah Keluarga Miskin (GAKIN) 267 KK dengan persentase 5,2% dari jumlah keluarga yang ada di Desa Rajagaluh Kidul
v Jarak dari Kantor Desa ke Kota Kecamatan adalah 1km
v Jarak dari Kantor Desa ke ibukota kabupaten berkisar 15 km
Data Geografis dan Geologi.
Kadar unsur hara tanah di Desa Rajagaluh Kidul sangat baik. Hal ini terbukti dengan adanya berbagai pemanfaatan tanah untuk dijadikan sebagai lahan perkebunan dan pertanian.Selain itu, iklim di Desa Rajagaluh kidul membantu pertumbuhan di sektor perkebunan dan pertanian.

C.   Babad desa rajagaluh dan sekitarny



Konon dahulunya Desa Rajagaluh adalah sebuah Kerajaan dibawah wilayah kekuasaan kerajaan Pajajaran yang dipimpin oleh Prabu Siliwangi.
Saat itu Kerajaan Rajagaluh dibawah tampuk pimpinan seorang raja yang terkenal digjaya sakti mandraguna. Agama yang diantunya adalah agama Hindu.
Pada tahun 1482 Masehi, Syeh Syarif Hidayatulloh ( Sunan Gunung Jati ) mengembangkan Islam di Jawa Barat dengan secara damai. Namun dari sekian banyak Kerajaan di tatar Pasundan hanya Kerajaan Rajagaluh yang sulit ditundukan.
Setelah Kerajaan Cirebon memisahkan diri dari wilayah Kerajaan Pajajaran maka pembayaran upeti dan pajak untuk Kerajaan Cirebon dibebeaskan, namun untuk Kuningan pajak dan upeti masih berlaku. Untuk penarikan pajak dan upeti dari Kuningan Prabu Siliwangi mewakilkan kepada Prabu Cakra Ningrat dari Kerajaan Rajagaluh. Akhirnya Prabu Cakra Ningrat mengutus Patihnya yang bernama Adipati Arya Kiban ke Kuningan, namun ternyata adipati Kuningan yang bernama adipati Awangga menolak mentah-mentah tidak mau membayar pajak dengan alasan bahwa Kuningan sekarang masuk wilayah Kerajaan Cirebon yang sudah membebaskan diri dari Kerajaan Pajajaran. Sebagai akibat dari penolakannya maka terjadilah perang tanding antara Adipati Awangga dan Adipati Arya Kiban. Dalam perang tanding keduanya sama-sama digjaya, kekuatannya seimbang sehingga perang tanding tidak ada yang kalah atau yang menang.Tempat perang tanding sekarang dikenal sebagai desa JALAKSANA artinya jaya dalam melaksanakan tugas.Perang tanding tersebut dapat didengar oleh Syeh Syarif  Hidayatulloh yang kemudian beliau mengutus anaknya Arya Kemuning yang dikenal sebagai Syeh Zainl Akbar alias Bratakalana untuk membantu Adipati Awangga dalam perang tanding. Dengan bantuan Arya Kemuning akhirnya adipati Arya Kiban dapat dikalahkan.Adipati Arya Kiban melarikan diri dan menghilang didaerah Pasawahan disekitar Telaga Remis, sebagian prajuritnya ditahan dan sebagian lagi dapat meloloskan diri ke Rajagaluh.Semenjak kejadian tersebut Kerajaan Rajagaluh segera menghimpun kekuatannya kembali untuk memperkokoh pertahanan menakala ada serangan dari Kerajaan Cirebon.Sebagai pengganti Adipati Arya Kiban ditunjuknya Arya mangkubumi, Demang Jaga Patih, Demang Raksa Pura, dan dibantu oleh Patih Loa dan Dempu Awang keduanya berasal dari Tata/dataran Cina.
Syeh Syarif Hidayatulloh melihat Kerajaan Rajagaluh dengan mata hatinya berkesimpulan bahwa prajurit Cirebon tidak akan mampu menaklukan Rajagaluh kecuali dengan taktik yang halus. Hal ini mengingat akan kesaktian Prabu Cakraningrat. Akhirnya Syeh Sarif Hidayatulloh mengutus 3 (tiga) orang utusan yakni Syeh Magelung Sakti, Pangeran Santri, Pangeran Dogol serta diikut sertakan ratusan Prajurit.Pengiriman utusan dari Cirebon dengan segera dapat diketahui oleh Prabu Cakra Ningrat, beliaupun segera menugaskan patih Loa dan Dempu Awang untuk menghadangnya. Saat itupun terjadilah pertempuran sengit, namun prajurit Cirebon dapat dipukul mundur, Melihat prajurit Cirebon kucar-kacir maka majulah Syeh Magelung Sakti, Pangeran Santri dan Pangeran Dogol, terjadilah perang tanding melawan Patih Loa dan Dempu Awang. Perang tanding tidak kunjung selesai karena kedua belah pihak seimbang kekuatannya, yang akhirnya pihak Cirebon tidak berani mendekati daerah Rajagaluh, begitupun sebaliknya.Atas kejadian ini Prabu Cakra Ningrat segera mengutus Patih Arya Mangkubumi ditugaskan untuk menancapkan sebuah Tumbak Trisula pada sebuah Lubuk sungai disekitar tempat terjadinya perang tanding. Akibatnya tancapan tombak tersebut serta merta air sungai tersebut berubah menjadi panas dan dapat membahayakan bagi prajurit Cirebon manakala menyebranginya. Kejadian tersebut mengundang marahnya pihak Cirebon. Nyi Mas Gandasari cepat bertindak, dengan kesaktiannya ia mengencingi sungai tersebut. Serta merta air sungaipun tidak berbahaya lagi walaupun airnya tetap panas. Tempat kejadian tersebut sekarang dikenal dengan nama Desa Kedung Bunder.Setelah kejadian itu syeh Magelung Sakti dan kawan-kawan serta prajuritnya berupaya mendekati kota Rajagaluh, rombongan kemudian berhenti ditepian kota Rajagaluh, membuat perlindungan sebagai tempat pengintaian. Tempat tersebut berada disekitar Desa Mindi yang sekarang dikenal dengan hutan tenjo.Pada saat yang bersamaan Syeh Syarif Hidayatulloh mengutus pula Nyi Mas Gandasari, ia ditugaskan untuk menggoda Prabu Cakra Ningrat, dengan harapan Nyi Mas Gandasari dapat melarikan Zimat Bokor Mas ( Kandaga Mas ) sebagai zimat andalan kesaktian Prabu Cakra Ningrat.
Saat mendekati wilayah Rajagaluh Nyi Mas Gandasari menyamar sebagai pengemis dan ia selamat luput dari pengawasan prajurit Rajagaluh. Begitu masuk pinggiran Kota Rajagaluh, peran penyamarannya dirubah menjadi ronggeng keliling. Pinggiran kota tersebut sekarang dikenal sebagai Desa Lame.
Gerak-gerik penyamaran Nyi Mas Gandasari tidak terlepas dari pengawasan dan Pengintaian Syeh Magelung Sakti dan kawan-kawan.Ketenaran Nyimas Ronggeng begitu cepat meluas baik dari kecantikannya ataupun lemah gemulai tariannya yang mempesona. Berita ketenaran Nyi Ronggeng sampai pula ke istana. Dengan penuh penasaran Prabu Cakra Ningrat memanggil Nyi Ronggeng ke istana. Usai Nyi Ronggeng mempertunjukan kebolehannya. Tanpa diduga sebbelumnya ternyata Sang Prabu Cakra Ningrat langsung terpikat hatinya. Gelagat perubahan yang terjadi pada Prabu Cakra Ningrat segera diketahui oleh anaknya Nyi Putri Indangsari. Dinasehatilah ayahnya agar jangan terpikat oleh Nyi Ronggeng.Namun, nasehat Nyi Putri ternyata tidak digubrisnya diacuhkannya, bahkan Sang Prabu berkenan mengajaknya Nyi Ronggeng masuk ke istana malahan beliau sampai mengajak tidur bersama.
Nyi Ronggeng menolak ajakan terakhir dari Sang Prabu Cakra Ningrat, Nyi Ronggengpun dapat mengabulkan ajakan beliau untuk tidur bersama asal dengan syarat Prabu Cakra Ningrat terlebih dahulu dapat memperlihatkan zimat andalannya yaitu Bokor Mas.Syarat tersebut disetujui oleh Sang Prabu, maka diperlihatkanlah zimat yang dimaksud, serta merta dirabalah zimat tersebut oleh Nyi Ronggeng.Bertepatan dengan itu tiba-tiba Sang Prabu ingin buang air kecil, maka kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Nyi Ronggeng. Bokor Mas langsung diambil dan dibawa lari saat Sang Prabu buang hajat kecil.
Dil luar Nyi Mas Gandasari dihadang oleh seekor banteng besar penjaga istana, namun dengan kesaktiannya ia dapat lolos dari amukan banteng tersebut.
Kejadian tersebut segera terlihat oleh Syeh Magelung Sakti dan kawan-kawannya, banteng itupun ditebasnya sampai putus lehernya. Kendatipun kepalanya sudah terpisah namun kepala banteng tersebut masih bisa mengamuk menyeruduk membabi buta, namun akhirnya kepala banteng tersebut terkena tendangan Syeh Magelung Sakti sehingga melayang dan jatuh didaerah ciledug yang sekarang dikenal sebagai Desa Hulu Banteng. Sedangkan badannya lari kearah utara sampai akhirnya terjerembab ke sebuah Lubuk Sungai. Sekarang dikenal sebagai Desa Leuwimunding.Prajurit Cirebon terus menyerbu kota Rajagaluh. Pertahanan Rajagaluh sudah lemah sehingga Rajagaluh mengalami kekalahan. Prabu Cakra Ningrat sendiri melarikan diri ke kota Talaga bergabung dengan Prabu Pucuk Umum. Yang kemudian keduanya pergi menuju Banten (Ujung Kulon).Sementara anaknya Nyi Putri Indangsari tidak ikut serta dengan ayahnya karena rasa jengkel sebab saran-saran Nyi Putri Indangsari tidak didengar oleh ayahnya. Nyi Putri Indangsari sendiri malah pergi kesebelah utara sekarang di kenal dengan Desa Cidenok. Di Cidenok Nyi Putri tidak lama, ia teringat akan ayahnya. Nyi Putri sadar apapun kesalahan yang dilakukan oleh Sang Prabu Cakra Ningrat, sang Prabu adalah ayah kandungnya yang sangat ia cintai, iapun berniat menyusul ayahnya, namun ditengah perjalanan Nyi Putri dihadang oleh prajurit Cirebon yang dipimpin oleh Pangeran Birawa. Nyi Putri dan pengawalnya ditangkap kemudian diadili. Pengadilan akan membebaskan hukuman bagi Nyi Putri dengan syarat mau masuk islam. Akhirnya semua pengawalnya masuk islam tapi Nyi Putri sendiri menolaknya, maka Nyi Putri Indangsari ditahan disebuah gua. Alkisah menghilangnya Adipati Arya Kiban yang cukup lama akibat kekalahannya oleh Adipati Awangga saat perang tanding, ia timbul kesadarannya untuk kembali ke Rajagaluh untuk menemui Prabu Cakra Ningrat untuk meminta maaf atas kesalahannya. Namun yang ia dapatkan hanyalah puing-puing kerajaan yang sudah hancur luluh. Ia menangis sedih penuh penyesalan. Ia menrenungkan nasibnya dipinggiran kota Rajagaluh. Tempat tersebut sekarang dikenal dengan Batu Jangkung (batu tinggi). Ditempat itu pula akhirnya Adipati Arya Kiban ditangkap oleh prajurit Cirebon, kemudian ditahan/dipenjarakan bersama Nyi Putri Indangsari disebuah gua yang dikenal dengan Gua Dalem yang berada di daerah Kedung Bunder, Palimanan.
Dikisahkan bahwa Nyi Putri Indangsari dan Adiapti Arya Kiban meninggal di gua tempat ia dipenjarakan (Gua Dalem), kisah lain keduanya mengilang.
Desa rajagaluh kidul
Sebagaimana yang kita ketahui dari kutipan naskah babad diatas,Rajagaluh diambil dari kerajaan Hindu. Yang pada waktu itu dikuasai oleh kerajaan pajajaran. Kerajaan rajagaluh ini di rajai oelh seorang raja yang terkenal ke hebatannya dan kesaktiyaannya. Kerajaan rajagaluh  dikalahkan oleh sunan Gunung Jati dari cirebon.
Sehingga dari cerita inilah berawalya nama desa rajagaluh ini bermula.rajagaluh kidul diambil dari letak wilayahnya yaitu sealatan rajagaluh. Kidul berasal dari bahasa sunda yang bisa diartikan dengan selatan.
          Dusun dangdeur
          Dusun dangdeur diambil dari kata dangdeur,alkisah dulu didisa rajagaluh kidul ini terdapat satu pohon yang sangat besar dan langka pohon ini bernama pohon dangdeur.kebetulan pohon ini hanya ada satu yaitu didaerah rajagaluh kidul maka dusun ini pun diberinama dusun Dangdeur.